MabesNews.com, PADA era Romawi terdapat tiga orang paling berkuasa, yakni Julius Caesar, Gnaeus Magnus Pompey, dan Marcus Licinius Crassus. Ketiga penguasa tersebut memiliki kerja sama dalam upaya kontrol terhadap Senat Romawi. Dari sinilah akhirnya muncul istilah “triumvirat”.
Saat ini istilah triumvirat digunakan dalam banyak konteks. Dalam filsafat Yunani klasik, triumvirat disematkan kepada tiga tokoh yang pemikiran-pemikirannya memengaruhi filsuf-filsuf yang muncul berikutnya.
Dunia mengenalnya dengan sebutan “The Gang of Three”, atau juga disebut “Clasiccal Greek Triumvirate” (TigaSerangkai Yunani Klasik). Mereka adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Di Indonesia? Julukan “triumvirat” atau tiga serangkai, juga disematkan kepada tokoh Kebangkitan Nasional, pendiri Indische Partij. Mereka adalah Ernest Francois Eugene (E.F.E.) Douwes Dekker atau dikenal juga sebagai Danudirja Setiabudi, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara.
Selain itu juga ada tiga serangkai pemimpin kunci setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni Sukarno, Mohammad Hatta, Soetan Sjahrir.
Di dunia pendidikan, juga memakai istilah triumvirat kepada tiga faktor keberhasilan implementasi pendidikan secara digital. Bahkan penentu Indonesia menuju Indonesia emas. Mereka adalah pemerintah, guru, dan orang tua.
Dalam seni retorika ada juga unsur triumvirat. Tiga keahlian utama ini dikenalkan Aristoteles. Yakni, logos, ethos, dan pathos.
Logos adalah cara berpikir atau logika yang benar. Ethos, reputasi agar dapat dipercaya, dan pathos, komitmen pada nilai yang kita yakini kebenarannya kebaikannya dan keindahannya.
Jadi jika ingin pinter, kuasailah tiga keunggulan utama ini. Agar bicara tak sekenanya, lalu dengan enaknya meralat, “Maaf maksud saya tidak begitu!” Rungkad.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).
______
FOTO ILUSTRASI: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), bersama Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, dan Bupati Karimun H Aunur Rafiq, bertemu dalam sebuah acara di Karimun.
