MabesNews.com, Pelalawan – Harapan masyarakat Pulau Mendol-Penyalai untuk menikmati listrik 24 jam kembali dipatahkan.
Rencana PT PLN (Persero) membangun jaringan kabel listrik bawah laut yang digadang-gadang menjadi solusi permanen, hingga kini tak kunjung menunjukkan perkembangan berarti. Warga pun menilai proyek ini hanya sekadar “Harapan”belaka.
Proyek kabel bawah laut tersebut disebut sudah direncanakan lebih dari empat tahun lalu.
Bahkan, menurut informasi yang diterima masyarakat, PLN UID Riau-Kepri selaku otoritas wilayah disebut telah menunjuk pihak pelaksana. Namun hingga November 2025, tanda-tanda dimulainya pekerjaan masih nihil.
Ketua Forum Masyarakat Kuala Kampar (FMKK), Agustian, menilai bahwa PLN tidak menunjukkan keseriusan.
“PLN sepertinya tidak serius. Dari dulu janji kabel bawah laut, tapi tak ada satu pun progresnya yang jelas. Masyarakat menunggu listrik 24 jam, tapi yang kami dapat hanya angin segar,” tegas Agustian, Senin (18/11/2025).
Menurutnya, dalam pertemuan FMKK dengan pihak PLN pada awal tahun lalu, perusahaan listrik negara itun imenyampaikan bahwa proyek masih terkendala proses perizinan. Namun Agustian menilai alasan tersebut tidak masuk akal.
“Mengurus izin saja bertahun-tahun? Ini proyek untuk kepentingan masyarakat, tapi prosesnya berbelit-belit. Tidak logis,” ujar Agustian.
Ia juga mengaku beberapa kali melayangkan surat resmi kepada PLN UID Riau-Kepri untuk meminta kejelasan, namun tak satu pun mendapat respons memadai.
“Sampai hari ini tidak ada jawaban. Kami menilai PLN tidak serius dan tidak transparan. Terlalu banyak hal yang ditutup-tutupi,” katanya.
Agustian menegaskan, jika hingga Desember 2025 PLN tidak memberikan kepastian, masyarakat Pulau Mendol-Penyalai bersama FMKK akan menggelar aksi di Kantor PLN UID Riau-Kepri di Pekanbaru.
“Kalau tidak ada kejelasan, Desember kami akan aksi. Kesabaran masyarakat sudah benar-benar diuji. Jangan beri kami harapan palsu,” ucapnya.
Selain itu, FMKK juga akan melayangkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto, Menteri BUMN, dan Direktur Utama PT PLN Persero di Jakarta untuk menyampaikan kondisi sebenarnya.
“Kami akan kirim surat ke Presiden. Kami sampaikan fakta bahwa masyarakat hanya diberi janji kosong tanpa bukti. Proyek ini tidak transparan,” tambahnya.
Di akhir, Agustian berharap proyek Kabel Bawah Laut Sokoi–Pulau Mendol segera direalisasikan agar masyarakat dapat merasakan layanan listrik yang layak.
“Sudah 35 tahun PLN ada di sini, tapi listrik hanya menyala 14 jam, itu pun sering mati-hidup. Harapan kami pemerintah dan PLN benar-benar mendengar suara masyarakat Kuala Kampar,” pungkasnya.
Sementara itu, Sigit Fanani Senior Manager Keuangan, Komunikasi, Dan Umum PT PLN Persero UID RKR dalam keterangannya menyampaikan untuk proyek tersebut masih dalam tahap pengurusan perizinan
“Minggu lalu 07 November 2025 sudah ada survei lokasi dengan Kementrian dan Dinas (DLHK Dumai dan Karimun), terkait pengurusan izin UKL UPL. Untuk saat ini masih pengurusan ijin Dirjen Hubla dan UKL UPL,”jelasnya.
Disampaikan Sigit, dalam pengurusan izin itu, biasanya memakan waktu lebih kurang tiga (3) bulan.
“Setelah selesai di perizinan
diperkirakan akan dikerjakan setelah izin keluar dari Hubla, dan dokumen UKL UPL dinyatakan lengkap.
Sebagai informasi, Sigit menerangkan, setelah survei, izin akan dikeluarkan dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan.
“Untuk pelaksanaan pekerjaannya ditargetkan 3 bulan setelah semua izin tersebut keluar, kami berharap masyarakat Pulau Mendol mendukung proyek ini, semua ada prosesnya, PLN akan memaksimalkan proyek kabel bawah laut Sokoi-Pulau Mendol ini,”tutupnya./rfm
Muin Yahya & Rezky FM












