Langkah Perdana Vivil di Kota Madani: Guru Muda dari Sumatera Siap Dedikasikan Ilmu di Batam

Pendidikan47 views

MabesNews.com – Di tengah geliat pendidikan di Kota Batam yang terus berkembang, hadir seorang wajah baru yang membawa semangat perubahan dan dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan. Dialah Vivil Gusvira Zhona, seorang lulusan muda asal Sumatera Barat yang kini menetap di Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, dengan niat kuat mengabdi di ranah pendidikan Kepulauan Riau.

Pada Senin, 26 Mei 2025, Vivil resmi mengikuti proses wawancara calon guru di SMA IT Al-Muhajirin Tiban, salah satu sekolah Islam terpadu yang dikenal progresif dan berkarakter di kota ini. Perempuan yang akrab dengan dunia peta dan analisis wilayah ini tidak datang dengan tangan kosong. Ia membawa pengalaman akademik dan organisasi yang membentuknya menjadi pribadi tangguh dan visioner.

Vivil adalah lulusan S1 Pendidikan Geografi dari Universitas PGRI Sumatera Barat dengan indeks prestasi kumulatif nyaris sempurna, 3.96. Keputusannya untuk memilih jurusan ini lahir dari kecintaannya pada ilmu kebumian, ruang, dan keterhubungan manusia dengan lingkungannya. Selama kuliah, ia tidak hanya berkutat pada teori dan tugas akhir, tetapi aktif berkontribusi di Himpunan Mahasiswa Geografi, dipercaya menjabat sebagai Sekretaris II dan kemudian Sekretaris I.

Di balik layar organisasi, ia menjadi penggerak yang memastikan seluruh kegiatan berjalan sesuai rencana. Ia terampil menyusun laporan administrasi, mengatur jadwal rapat, serta menata sistem surat-menyurat yang rapi. Kedisiplinan ini pula yang membawanya mampu beradaptasi dengan baik saat menjalani magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pariaman. Di sana, ia bersentuhan langsung dengan pelayanan publik—mengurus dokumen kependudukan, menangani antrean masyarakat, dan terlibat dalam sistem inovasi pelayanan (Adminduk) yang sedang dikembangkan.

Pengalaman yang paling membekas bagi Vivil adalah saat menjalani praktik kerja lapangan di SMAN 1 Nan Sabaris. Ia berdiri sebagai pengajar muda, menyampaikan materi geografi dengan metode yang kreatif dan komunikatif. Ia mengajak siswa memetakan desa mereka sendiri, menghubungkan teori kelas dengan realitas lingkungan sekitar. Dari ruang kelas sederhana itu, ia menyadari betapa besar kekuatan seorang guru dalam membentuk cara pandang generasi muda terhadap ruang hidupnya.

Di tengah transformasi digital yang terus berlangsung, Vivil juga tidak ketinggalan. Ia menguasai berbagai perangkat lunak penunjang pendidikan dan riset seperti Microsoft Office, SPSS, dan ArcGIS. Ia bahkan mengikuti pelatihan sebagai web developer, sebagai bentuk komitmennya untuk menjawab tantangan zaman. Menurutnya, pendidikan hari ini harus terintegrasi dengan teknologi agar mampu menyentuh cara berpikir generasi digital.

Namun di balik segala prestasi dan keahlian itu, Vivil tetap seorang yang sederhana dan mencintai ketenangan. Ia gemar mendengarkan musik, menonton film, dan menjelajah tempat-tempat baru. Baginya, perjalanan adalah bentuk belajar yang paling otentik—tentang manusia, budaya, dan cara pandang hidup yang beragam.

Kehadirannya di Batam bukan tanpa alasan. Kota ini baginya adalah medan baru untuk mengabdikan ilmu dan nilai-nilai kehidupan yang ia pelajari sejak di bangku kuliah. Dengan mengikuti seleksi guru di SMA IT Al-Muhajirin Tiban, ia berharap bisa menjadi bagian dari komunitas pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan menginspirasi.

Kepala sekolah SMA IT Al-Muhajirin menyambut baik semangat yang ditunjukkan oleh para calon guru, termasuk Vivil. Pihak sekolah menilai kehadiran sosok muda dengan latar pendidikan kuat dan pengalaman yang relevan sangat dibutuhkan dalam membangun kualitas pendidikan karakter.

Kini, di tengah dinamika Batam yang plural dan penuh peluang, Vivil menapaki langkah barunya dengan penuh harap. Ia tidak mengejar nama atau jabatan, melainkan ingin menjadi bagian dari sistem pendidikan yang mengakar dan berkelanjutan. Ia percaya bahwa menjadi guru adalah panggilan, bukan sekadar profesi. Dan dengan setiap koordinat baru yang ia lewati, ia ingin memastikan bahwa ia hadir untuk memberi arah, bukan sekadar berjalan.

Jika kelak kita melihat perubahan di sebuah ruang kelas, di mana siswa-siswa lebih peduli pada lingkungan, lebih peka terhadap ruang hidup, dan lebih berani bermimpi melintasi batas wilayahnya—mungkin di sanalah nama Vivil Gusvira Zhona.