Haul Ke-5 Sultan Abdurrahman Wazansyah: Membuka Cakrawala Sejarah dan Merajut Silaturahim di Kepulauan Riau

Pemerintah258 views

MabesNews.com, Tanjung Pinang, 6 Februari 2025 – Haul ke-5 Sultan Abdurrahman Wazansyah kembali digelar sebagai momentum penting bagi masyarakat Kepulauan Riau untuk menelusuri jejak sejarah dan memperkokoh identitas budaya. Acara ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah upaya untuk membuka cakrawala generasi muda agar memahami akar sejarah yang membentuk jati diri daerah ini.

Sebagai sultan terakhir yang memimpin selama kurang lebih 26 tahun, Sultan Abdurrahman Wazansyah memiliki peran sentral dalam perjalanan sejarah Kesultanan Riau-Lingga. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang warisan leluhur, masyarakat akan kehilangan arah dalam memahami identitas dan statusnya di tengah perubahan zaman. Oleh karena itu, haul ini menjadi sarana edukasi sekaligus refleksi bagi masyarakat Kepulauan Riau.

“Sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan fondasi bagi masa depan. Tanpa mengenali asal-usul, kita tidak akan memahami siapa diri kita sebenarnya. Sejarah mengajarkan tentang jati diri, identitas, dan martabat. Oleh sebab itu, haul ini diadakan untuk mengingatkan generasi muda agar tidak kehilangan jejak sejarah yang telah diwariskan oleh para leluhur,” ujar salah satu panitia penyelenggara haul.

Menyatukan Bangsa, Merajut Silaturahim

Haul Sultan Abdurrahman Wazansyah tidak hanya menjadi ajang perenungan sejarah, tetapi juga momentum mempererat silaturahim antara masyarakat setempat dengan para keturunan dan pencinta sejarah dari berbagai wilayah, termasuk Singapura dan Malaysia. Kedatangan tamu dari berbagai penjuru membuktikan bahwa warisan Kesultanan Riau-Lingga memiliki nilai yang masih dihormati hingga kini.

Meskipun penyelenggaraan acara ini tidak bergantung pada dukungan pemerintah, panitia tetap optimis bahwa segala kebutuhan acara akan terpenuhi. “Rezeki sudah ditentukan oleh Allah sejak sebelum kita lahir, apalagi setelah kita ada di dunia ini. Karena itu, kami yakin penyelenggaraan haul ini akan berjalan dengan baik,” ujar seorang tokoh masyarakat.

Namun, di sisi lain, kekecewaan juga dirasakan terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap sejarah lokal. Sejarah, sebagai pilar kebudayaan, seharusnya mendapatkan tempat utama dalam kebijakan pembangunan daerah. Haul ini diharapkan dapat menggugah kesadaran semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, budayawan, dan sejarawan, untuk lebih serius dalam melestarikan warisan sejarah Kepulauan Riau.

Menjaga Warisan, Membangun Negeri yang Bermartabat

Salah satu harapan besar dari penyelenggaraan haul ini adalah agar generasi mendatang dapat memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para sultan terdahulu. Budaya dan sejarah bukan hanya menjadi kenangan, tetapi harus dijaga agar tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Kami berharap, setelah haul ini, generasi muda, pemerintah, cendekiawan, budayawan, dan akademisi dapat bersinergi dalam menjaga budaya dan sejarah negeri ini. Kita ingin Kepulauan Riau tetap menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, negeri yang sejahtera dan diridhai oleh Allah SWT,” tutup panitia dengan penuh harapan.

Dengan adanya haul ini, diharapkan warisan sejarah Kesultanan Riau-Lingga tetap lestari, menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus, serta menjadi pengingat akan kejayaan masa lalu yang dapat menjadi pedoman dalam membangun masa depan yang lebih baik. (ARF).