Umbul Jumprit Temanggung Dibanjiri Pengunjung Selama Bulan Suro, Wisata Religi Sarat Makna dan Spiritualitas

Pemerintah34 views

MabesNews.com, Temanggung, Jawa Tengah|| jejakkasusindonesianews.com 26/Juni/2025 – Memasuki bulan Suro dalam kalender Jawa, Umbul Jumprit kembali menjadi magnet spiritual bagi ribuan peziarah dan wisatawan religi. Destinasi yang terletak di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung ini tak hanya menawarkan panorama alam yang asri, namun juga atmosfer spiritual yang kental, terutama di bulan yang dianggap suci oleh masyarakat Jawa.

Bulan Suro dan Tradisi Ngalab Berkah

Bulan Suro, yang identik dengan kontemplasi dan pensucian diri, merupakan momentum istimewa bagi umat Jawa untuk melakukan laku batin. Di Umbul Jumprit, tradisi ngalab berkah atau memohon keberkahan dari Yang Maha Kuasa dilakukan melalui serangkaian ritual keagamaan, termasuk pengambilan air suci yang diyakini memiliki energi spiritual.

“Air di Umbul Jumprit berasal dari sumber mata air alami yang telah lama dianggap suci. Setiap bulan Suro, tempat ini selalu ramai. Tidak hanya dari Temanggung, banyak juga yang datang dari luar daerah,” ujar Sutopo, juru kunci Umbul Jumprit.

Suasana Sakral dan Nuansa Hening

Pengunjung yang datang pada bulan Suro akan merasakan suasana yang berbeda dari hari-hari biasa. Kabut tipis yang menyelimuti area mata air di pagi hari menciptakan aura mistis yang memikat. Di tengah keheningan hutan pinus, para peziarah duduk bersila, menundukkan kepala, dan melafalkan doa dalam sunyi, seakan menyatu dengan alam dan Sang Pencipta.

Meski hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp 1.000, nilai spiritual yang didapat pengunjung tak ternilai. Tempat ini mengajarkan bahwa wisata bukan hanya soal hiburan, tetapi juga tentang perenungan dan koneksi batin.

Etika dan Persiapan Spiritual

Pihak pengelola dan tokoh adat mengimbau agar para pengunjung menyiapkan diri secara spiritual sebelum mengikuti ritual. Ini termasuk menjaga niat, berpakaian sopan, serta menghormati tata cara adat yang berlaku.

“Bagi kami, datang ke Umbul Jumprit bukan sekadar ziarah. Ini adalah perjalanan jiwa. Maka penting untuk menjaga perilaku dan menghormati tempat ini,” ungkap Nuraini, salah satu pengunjung asal Kendal.

Menjaga Warisan Budaya dan Alam

Selain menjadi pusat kegiatan religi, Umbul Jumprit juga merupakan bagian dari kekayaan budaya dan alam yang perlu dijaga. Adat dan ritual yang dilakukan di sini adalah bagian dari warisan leluhur yang hidup hingga kini. Pemerintah daerah bersama komunitas lokal terus berupaya menjaga kelestarian tempat ini agar tetap menjadi ruang spiritual yang nyaman dan sakral.

Catatan untuk Pengunjung:

Waktu terbaik berkunjung: Bulan Suro (kalender Jawa) – pagi hari untuk menghindari keramaian.

Siapkan diri secara spiritual dan fisik.

Hormati aturan adat, jangan merusak lingkungan sekitar mata air.

Gunakan pakaian yang sopan dan tenang selama berada di lokasi.

Umbul Jumprit bukan hanya tempat, tetapi ruang untuk menyelami makna hidup. Di tengah alam yang hening dan sakral, setiap langkah menjadi doa, dan setiap tetes air menjadi harapan.

 

Red/angger s