MabesNews.com – Jakarta, 6 Agustus 2025 — Di tengah lanskap pendidikan tinggi global yang bergerak cepat dan penuh ketidakpastian, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (SPs UHAMKA) menunjukkan keteguhan arah dengan mengukuhkan kurikulum sebagai pilar utama pencetak perubahan. Tidak lagi sekadar memenuhi standar administratif, SPs UHAMKA menjadikan kurikulum sebagai alat transformasi yang berdampak langsung pada masyarakat, dunia kerja, dan peradaban.
Berpijak pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), SPs UHAMKA secara progresif menyusun kurikulum pada setiap jenjang—sarjana (S1), magister (S2), hingga doktoral (S3)—dengan semangat pembaruan yang terstruktur, reflektif, dan futuristik. Di level sarjana, kurikulum berorientasi pada penguatan kompetensi dasar dalam menerapkan pengetahuan dan menyelesaikan masalah nyata. Mahasiswa tidak hanya dibekali ilmu, tetapi juga daya lenting berpikir dan kepekaan sosial.
Pada jenjang magister, kurikulum didesain agar mahasiswa mampu menelaah keilmuan secara kritis sekaligus mengembangkan metodologi riset yang responsif terhadap dinamika zaman. Sementara pada level doktoral, SPs UHAMKA menekankan pada kemampuan menciptakan pengetahuan baru melalui riset orisinal, lintas disiplin, dan berdampak luas. Inilah wajah pendidikan tinggi masa depan: bukan sekadar menghasilkan ilmuwan, tetapi pemimpin pemikiran yang solutif dan berintegritas.
Kurikulum di SPs UHAMKA terus dimutakhirkan secara dinamis melalui evaluasi Rencana Pembelajaran Semester (RPS), rapat tinjauan mutu akademik, serta integrasi hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat. Proses ini memastikan kurikulum selalu relevan, adaptif, dan terhubung dengan realitas sosial serta kebutuhan industri.
Pemutakhiran ini selaras dengan amanat Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023, khususnya pasal 19 dan 20, yang menekankan pentingnya pembelajaran mandiri, pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat, serta siklus mutu berkelanjutan (plan-do-check-action). Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi peserta pendidikan, tetapi penggerak utama dalam menciptakan pengetahuan dan perubahan.
Dr. Ihsana El Khuluqo, Ketua Program Studi Doktor Pendidikan SPs UHAMKA, menegaskan bahwa penyusunan kurikulum berdampak memerlukan sinergi antara visi institusi, tuntutan masyarakat, dan partisipasi aktif mahasiswa. “Kurikulum yang berdampak bukan disusun dengan tergesa, melainkan dirancang dengan pemahaman mendalam terhadap tantangan kemanusiaan. Ia harus hidup, kontekstual, dan mampu menjawab problem sosial,” tegasnya.
Lebih dari itu, SPs UHAMKA membangun ekosistem pembelajaran yang mendorong mahasiswa terlibat langsung dalam proyek nyata. Pendidikan tidak berhenti di ruang kelas, tetapi mengalir ke tengah masyarakat—memberi solusi, membuka wawasan, dan membentuk karakter. Mahasiswa dilatih untuk tidak hanya pandai berpikir, tetapi piawai bertindak.
Spirit ini diperkuat dengan semangat kolaboratif. SPs UHAMKA menjalin kemitraan aktif dengan masyarakat, dunia usaha, lembaga pemerintah, dan pusat riset seperti LPPMP. Kolaborasi tersebut tidak hanya mendekatkan kampus dengan realitas luar, tetapi juga memperkaya kurikulum dengan perspektif lintas sektoral yang memperkuat daya saing lulusan.
Tidak berhenti di situ, SPs UHAMKA juga memposisikan kurikulum sebagai kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Kurikulum bukan hanya mencetak lulusan akademis, tetapi membentuk agen perubahan yang peduli pada kelestarian lingkungan, keadilan sosial, dan kesejahteraan bersama. Di sinilah kurikulum berdampak menemukan makna terdalamnya—menjadi jembatan antara teori dan realitas, antara ilmu dan kemanusiaan.
Mengutip William A. Foster, “Kualitas bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari niat mulia, usaha sungguh-sungguh, arah yang cerdas, dan pelaksanaan yang terampil.” Kutipan ini mencerminkan filosofi SPs UHAMKA dalam merancang setiap elemen kurikulum: penuh kesungguhan, berorientasi pada mutu, dan berakar pada tanggung jawab sosial.
“Ketika mahasiswa mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, maka kurikulum kita telah berhasil,” pungkas Dr. Ihsana dengan penuh optimisme. SPs UHAMKA, melalui kurikulum berdampaknya, kini bukan hanya mencetak sarjana, magister, dan doktor, tetapi juga menghadirkan pemimpin masa depan yang siap menjawab tantangan zaman. (Nursalim Turatea).


																				



