MabesNews.com, Tangerang – Pelayanan di RS Uni Medika Sepatan kembali menjadi sorotan setelah seorang pasien anak berusia 2 tahun mengalami pengalaman buruk di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Alih-alih mendapatkan perawatan intensif, anak dengan demam tinggi mencapai 40°C justru diperiksa secara asal-asalan dan langsung disuruh pulang oleh dokter yang bertugas.
Kejadian ini terjadi Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB, (02/02/2025) ketika orang tua pasien membawa anaknya ke IGD RS Uni Medika Sepatan dengan keluhan demam tinggi yang tak kunjung turun.
Namun, pelayanan yang diterima jauh dari harapan.
Dokter igd hanya mengandalkan perawat, hasil lab tidak diberikan.
Menurut keterangan orang tua pasien, dokter yang bertugas di IGD malam itu adalah seorang laki-laki yang tidak melakukan pemeriksaan langsung terhadap pasien.
Proses pemeriksaan hanya dilakukan oleh perawat yang mengambil sampel darah untuk tes laboratorium.
Setelah hasil lab keluar, dokter hanya melihat hasilnya di komputer dan dengan enteng menyatakan bahwa hasilnya “bagus”, tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Meski suhu tubuh anak masih bertahan di 40°C, dokter langsung menyuruh pasien pulang tanpa observasi lanjutan.
Bahkan terdengar sang dokter perbinjangan oknum dokter kepada perawat bahwa BPJS sudah tutup “Bilang tidak ada BPJS “ucap oknum dokter
Tidak hanya itu, pihak rumah sakit juga tidak memberikan hasil lab secara tertulis kepada pasien.
Ketika keluarga pasien meminta penjelasan lebih lanjut, dokter justru menjawab dengan nada ketus dan tidak ramah.
Sikap arogan ini tentu tidak mencerminkan etika seorang tenaga medis yang seharusnya memberikan pelayanan dengan penuh empati.
menunggu obat hampir satu jam, pelayanan lamban dan tidak efisien
Setelah melalui proses pemeriksaan yang mengecewakan, pasien masih harus menunggu hampir satu jam hanya untuk mendapatkan obat. Proses pelayanan yang lamban ini semakin menunjukkan buruknya manajemen RS Uni Medika Sepatan dalam menangani pasien, terutama yang dalam kondisi darurat, apakah pasien bpjs mendapat perlakuan berbeda?
Setelah di rumah sang anak panasnya tidak kunjung turun meski sudah di berikan obat Orang pasien lalu menghubungi pihak RS dengan nomor call Center IGD namun tidak ada respon .
Kasus seperti ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah pasien BPJS mendapat pelayanan yang berbeda dibandingkan pasien umum? Banyak masyarakat yang mengeluhkan perbedaan pelayanan antara pasien BPJS dan pasien berbayar. Jika hal ini benar, maka RS Uni Medika Sepatan bisa diduga melakukan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, sesuatu yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Setiap pasien, tanpa memandang status pembayaran, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan manusiawi, tuntutan kepada rs uni medika sepatan, Dengan kejadian ini, pihak keluarga pasien meminta RS Uni Medika Sepatan untuk:
1. Mengevaluasi dokter IGD yang bertugas malam itu dan memastikan semua dokter menjalankan tugasnya dengan profesional.
2. Memberikan perawatan yang layak kepada pasien anak dengan kondisi darurat seperti demam tinggi.
3. Meningkatkan transparansi hasil laboratorium dan memastikan pasien mendapatkan penjelasan yang jelas dan ramah.
4. Memperbaiki sistem pelayanan agar pasien tidak harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan obat.
5. Menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap pasien BPJS.
Jika tidak ada perbaikan segera, pihak keluarga akan melaporkan kasus ini ke Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan Ombudsman RI agar dilakukan audit menyeluruh terhadap pelayanan di RS Uni Medika Sepatan.
Pelayanan kesehatan bukan sekadar formalitas, tetapi menyangkut keselamatan dan nyawa pasien!
Firman R M (TIM Alap Alap)