–Oleh Muhammad Ali-
MabesNews.com -0h, Masjidku. Tempo dulu, era 60 an, Gandapura menghasilkan tokoh-tokoh besar yang di segani. Tidak hanya di Aceh Utara tapi sampai seantero Aceh raya, mereka tidak hanya terampil sebagai tokoh dengan berbagai disiplin ilmu.
Paling menarik adalah kebersamaan mereka dalam merajut ukhuwah Islamiyyah. -Hal ini terlihat saat azan berkumandang segera mereka hadir di Masjid At Taqwa untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Bukankah sebuah pemandangan sangat mengagumkan sering terlihat saat mereka keluar dari masjid saling berangkulan.Namun, suasana seperti ini hampir tidak pernah terlihat selama ini, kompak dalam kesederhanaan.
Pada era 70 an, Masjid At Taqwa di bangun baru karena masjid lama vs sudah terlalu sempit. Ketika pemilihan panitia pembangunan masjid mereka tidak saling ribut merebut posisi ketua.
Mereka sadar itu amanah yang wajib di pertanggungjawabkan di depan Tuhan Maha Kuasa. Pembangunan pun berjalan lancar. Bahkan tukang tidak pernah berhenti berkerja jika panitia kehabisan dana.
Karena dermawan setiap hari ada walaupun para penderma datang dengan penampilan seadanya. Tidak hanya masjid, sebelumnya juga sudah pernah lahir Yayasan Pendidikan Islam Darul Ulum. Sampai saat ini masih terlihat jejaknya.
-Hal ini sebagai pertanda mereka pernah ada dan berkerja, kembali kepada tata cara pemilihan imum syiek mereka menggunakan azaz wasyawir hum fil Amri. Bukan sistem demokrasi maka lahirlah pemimpin yang tidak ambisi, dan mereka juga sangat tau bahwa jabatan itu amanah.
Malah mereka tidak melarang generasi belakangan untuk mengikuti jejak mereka. Namun, kalau sekarang saya tidak tahu apakah ada Badan Kemakmuran Masjid (BKM) ?
Panitia pembangunan Aktif,dan saya tidak berani menyerap informasi liar yang beredar di masyarakat tentang masjid hari ini. Ke depan saya yakin masih banyak orang yang berhati jernih tidak rakus dan bisa mengadopsi semangat era 60 an untuk mengelola Masjid At Taqwa tercinta Gandapura.
Kuncinya, orang dulu berhasil karena mereka banyak tokoh tapi tidak ada penokoh. Harta yang banyak kadang berlimpah bisa di urus sendiri, masak masjid sebagai rumah Allah tidak bisa di urus bersama – sama Aaamiin.
(editor bay ).







