Oleh Dr. Nursalim, M.Pd (Ketua Panitia)
MabesNews.com, Di tengah dinamika organisasi dakwah dan kemasyarakatan yang terus berubah, muncul sebuah seruan penting untuk kembali menegakkan nilai keterbukaan, kebersamaan, dan keadilan di dalam tubuh Perkumpulan Muballigh Kota Batam. Seruan ini mengingatkan bahwa tidak ada satu pihak pun yang boleh mengklaim atau memonopoli organisasi ini demi kepentingan kelompok tertentu. Perkumpulan Muballigh Kota Batam didirikan sebagai rumah besar yang menaungi berbagai unsur umat dan tokoh agama yang beragam.
Perkumpulan ini ibarat pelangi indah karena berbeda, kuat karena keberagaman warnanya. Di dalamnya hadir unsur NU, Muhammadiyah, serta berbagai organisasi keagamaan lainnya. Setiap warna memiliki peran, setiap unsur menyumbangkan cahaya, dan seluruhnya berpadu membentuk harmoni yang memperkaya perjalanan dakwah di Kota Batam. Pelangi tidak akan indah jika hanya satu warna; begitu pula organisasi ini tidak akan bernilai jika dikendalikan oleh satu kelompok saja.
Sebagai rumah bersama, Perkumpulan Muballigh Kota Batam memberikan hak yang sama bagi seluruh anggota untuk berpartisipasi, menyampaikan aspirasi, dan bahkan mencalonkan diri dalam proses pemilihan kepemimpinan. Tidak ada satu pun kelompok yang lebih berhak menentukan arah organisasi. Kekuatan sebuah organisasi justru lahir dari kebersamaan, dari musyawarah yang menyatukan berbagai pandangan dan gagasan.
Karena itu, ajakan untuk tidak menukangi Perkumpulan Muballigh Kota Batam adalah pengingat moral bagi seluruh anggota. Kepemimpinan yang terhormat harus lahir dari proses yang demokratis, jujur, dan terbuka bukan dari rekayasa politik ataupun dominasi sepihak. Ketika setiap orang diberi kesempatan yang sama, maka pemimpin yang terpilih benar-benar mencerminkan kehendak bersama.
Dalam era keterbukaan saat ini, menjaga marwah organisasi adalah kewajiban. Perkumpulan Muballigh Kota Batam harus tampil sebagai teladan, sebagai organisasi yang memuliakan kejujuran, menghargai keberagaman, dan memberikan ruang bagi seluruh unsur di dalamnya. Baik NU, Muhammadiyah, maupun organisasi keagamaan lainnya, semuanya memiliki posisi sejajar sebagai bagian dari pelangi besar yang mewarnai PMB.
Melalui opini ini, penting untuk ditegaskan bahwa Perkumpulan Muballigh Kota Batam bukan milik perseorangan atau kelompok tertentu. Ia hidup melalui partisipasi kolektif, tumbuh dari semangat persaudaraan, dan kuat karena perpaduan warna-warna indah yang membentuknya. Menolak praktik penukangan adalah menjaga kehormatan dan integritas organisasi, sekaligus memastikan bahwa PMB tetap berdiri sebagai pelita kebaikan bagi masyarakat.
Harapan kita bersama, Perkumpulan Muballigh Kota Batam terus berjalan dengan semangat kebersamaan, demokrasi, dan keterbukaan. Dengan kekuatan pelangi yang dimilikinya, organisasi ini akan tetap dihormati, dipercaya, dan menjadi sumber inspirasi kehidupan dakwah di Kota Batam.










