Melirik Masa Lalu Tentang Film Serangan Fajar

Pemerintah523 views

MabesNews.com, TAHUN 1982 silam, Pusat Produksi Film Negara (PPFN) Departemen Penerangan RI, merilis film semi dokumenter berjudul “Serangan Fajar”. Film ini sangat populer sehingga dirilis secara internasional dengan judul Attack at Dawn.

Film yang disutradarai Arifin C Noer ini merupakan salah satu dari trilogi film propaganda Orde Baru, yaitu Janur Kuning dan G 30S PKI, di mana menempatkan Soeharto, sebelum menjadi Presiden ke-2 RI, sebagai tokoh sentral perjuangan bangsa

Film Serangan Fajar yang diproduseri G Dwipayana ini menceritakan tentang empat peristiwa sejarah penting yang terjadi di Yogyakarta masa itu, yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono IX, Soeharto, Adi Sucipto, dan Halim Perdanakusuma.

Keempat peristiwa patriotik itu adalah, pengibaran bendera Merah Putih di Gedung Agung, penyerbuan markas Jepang di Kota Baru, penyerbuan lapangan terbang Maguwo dan serangan udara pada saat fajar ke Markas Belanda di tiga kota pada 29 Juli 1947.

Alur cerita menjadi menarik dengan kehadiran Temon (Dani Marsuni), bocah kecil pemberani dari keluarga sederhana. Dia selalu menanyakan ayahnya seorang pejuang (Charly Sahetapy) yang sebenarnya sudah gugur oleh tentara Jepang.

Di masanya film ini sangat viral sehingga memborong penghargaan Festival Film Indonesia (FFI/semacam piala Oscar-nya Indonesia), di antaranya kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Cerita Asli untuk Film Terbaik, Penata Artistik Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, dan Pemeran Anak-anak Terbaik.

Karena sangat populer, sehingga judul film ini –Serangan Fajar– melekat di minda masyarakat, bahkan sampai kini setelah lebih 40 tahun berlalu. Tak perlu kami uraikan lagi soal itu, pembaca tentu sudah tahu.

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).