Oleh: Nursalim Tinggi Turatea, M.Pd.
MabesNews.com, Dalam setiap perjalanan sejarah peradaban, sering kali kita menemukan titik-titik awal yang menjadi pembuka pintu menuju kemajuan. Dalam konteks Islam, masjid adalah simbol peradaban yang tidak hanya terbatas pada aktivitas ibadah, tetapi juga pendidikan, kebudayaan, dan persatuan umat. Di Bukit Indah Piayu, Kota Batam, berdiri Masjid Jabal Fattah, yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kebangkitan dan pembukaan peradaban Islam di wilayah ini. Sebagai simbol penting dalam perjalanan sejarah Islam, masjid memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan yang mengarah pada kemajuan umat (Syarifuddin, 2018).
Jabal Fattah, yang berarti “Bukit Pembuka”, memiliki makna yang sangat dalam. Masjid ini dibangun di sebuah bukit, sebuah lokasi yang tinggi dan strategis, yang secara simbolis menggambarkan posisi masjid sebagai tempat yang dapat membuka pintu-pintu keberkahan, kebijaksanaan, dan kemenangan bagi umat Islam di Bukit Indah Piayu dan sekitarnya. Nama ini juga mendapat dukungan penuh dari warga, yang menyepakati bahwa bukit tempat masjid berdiri adalah simbol dari suatu awal yang baru—sebuah pembukaan peradaban Islam yang lebih maju dan lebih terang (Kementerian Agama Republik Indonesia, 2022).
Jabal Fattah: Sebuah Simbol Harapan
Nama Jabal Fattah mengandung dua unsur penting: “Jabal” yang berarti bukit atau gunung, dan “Fattah” yang berarti Yang Maha Pembuka atau Pemberi Kemenangan, yang berasal dari Asmaul Husna Al-Fattah. Jabal mencerminkan tempat yang tinggi dan dapat dilihat oleh banyak orang, sebuah tempat yang menjadi titik pertemuan antara manusia dengan wahyu dan kebangkitan spiritual. Sedangkan Fattah adalah pembuka, pemberi kemenangan, serta sumber dari segala keberkahan. Gabungan dari dua kata ini melambangkan harapan bahwa Masjid Jabal Fattah akan menjadi pembuka jalan menuju kemenangan spiritual dan sosial bagi umat Islam di Bukit Indah Piayu (Al-Qur’an dan Tafsirnya, 2005).
Di atas bukit ini, Masjid Jabal Fattah berdiri tegak, menjadi titik awal dari kebangkitan peradaban Islam di tengah masyarakat yang semakin berkembang dan modern. Dengan filosofi ini, kami berharap bahwa masjid ini akan menjadi pembuka bagi generasi yang lebih baik, lebih berilmu, dan lebih bersatu (Hassan, 2019).
Masjid Jabal Fattah: Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah
Masjid Jabal Fattah dirancang bukan hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat peradaban Islam yang mengedepankan pendidikan dan kegiatan sosial. Kami ingin menjadikan masjid ini sebagai “Bukit Pembuka” bagi kemajuan umat Islam, dengan menghadirkan berbagai kegiatan seperti:
1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) – Membentuk generasi Qur’ani yang mencintai Al-Qur’an sejak usia dini.
2. Kajian Tafsir dan Fiqh – Mengasah pemahaman Islam di kalangan jamaah dewasa agar mereka menjadi Muslim yang berpengetahuan dan berakhlak mulia.
3. Forum Keislaman Pemuda – Membentuk karakter pemuda Muslim yang mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip Islam.
4. Kegiatan Sosial – Memberikan santunan bagi anak yatim, kaum dhuafa, dan bantuan kepada warga yang membutuhkan, sebagai wujud kepedulian sosial (Kementerian Agama Republik Indonesia, 2022).
Jabal Fattah: Menyatukan Tradisi Islam dan Budaya Melayu
Sebagai seorang perantau dari Jeneponto, saya sadar betul bahwa peradaban Islam di Kepulauan Riau sangat terikat dengan budaya Melayu. Dalam budaya Melayu, masjid adalah lebih dari sekadar tempat ibadah—ia adalah pusat kebudayaan, pendidikan, dan musyawarah. Nilai-nilai Islam dan kebudayaan Melayu harus berjalan beriringan, saling mendukung untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan beradab. Melalui Masjid Jabal Fattah, saya berharap bisa menghidupkan kembali konsep masjid yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pertemuan dan persatuan umat, serta sebagai simbol dari kekuatan budaya dan identitas Islam di Bukit Indah Piayu (Wahid, 2017).
Jabal Fattah: Pembuka Jalan bagi Peradaban Islam Global
Tidak hanya untuk warga Bukit Indah Piayu, tetapi kami berharap Masjid Jabal Fattah akan menjadi model masjid yang dapat menginspirasi banyak masjid komunitas di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Kami ingin masjid ini menjadi “Bukit Pembuka” bagi perkembangan dakwah dan pendidikan Islam yang lebih progresif dan modern. Masjid ini, meskipun dibangun di sebuah perumahan di Batam, harus mampu menjadi mercusuar yang membimbing umat menuju kebangkitan Islam, sebagaimana masjid-masjid besar di dunia yang telah mengubah wajah peradaban Islam, seperti Masjid Al-Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid Al-Qarawiyyin di Maroko (Hassan, 2019).
Cahaya Islam untuk Generasi Masa Depan
Akhirnya, Masjid Jabal Fattah harus menjadi cahaya yang menyinari jalan hidup generasi mendatang. Ia harus menjadi tempat yang mendidik, menginspirasi, dan mempersatukan umat dalam kebersamaan. Dengan harapan besar ini, masjid ini tidak hanya akan menjadi “Bukit Pembuka” bagi generasi Muslim di Bukit Indah Piayu, tetapi juga bagi seluruh umat Islam di Indonesia dan dunia. Masjid Jabal Fattah adalah simbol kebangkitan peradaban Islam yang dimulai dari sebuah bukit yang tinggi, membuka jalan bagi generasi Islam yang lebih berilmu, berakhlak, dan berdaya. Semoga Allah SWT senantiasa memberi keberkahan dan kemenangan bagi perjuangan kita. Allahu Akbar! (Syarifuddin, 2018).
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an dan Tafsirnya. (2005). Jakarta: Pustaka Al-Hidayah.
2. Al-Fattah, Asmaul Husna. (2020). Jakarta: Yayasan Islam Nusantara.
3. Hassan, A. H. (2019). Islam dan Kebudayaan Melayu: Studi Sosial dan Budaya. Jakarta: Penerbit Muhammadiyah.
4. Kementerian Agama Republik Indonesia. (2022). Masjid sebagai Pusat Pendidikan Islam. Jakarta: Kemenag RI.
5. Syarifuddin, A. (2018). Tradisi Islam dan Pembangunan Masjid di Indonesia. Yogyakarta: Lembaga Penerbitan UGM.
6. Wahid, A. (2017). Islam dan Sosial Budaya Melayu di Kepulauan Riau. Jakarta: Gema Insani.