Salah Kendala dalam Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Seringkali Minimnya Modal

Pemerintah267 views

Oleh: Kh. Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si.(Mudir Jatman Idaroh Wustho Sumut, Wartawan Dayak News, Kepala Laboratorium Fisika Nuklir USU, Peneliti PUI Karbon & Kemenyan, Ketua Dewan Pendidikan Langkat)

MabesNews.com-Medan-Program Pendanaan Kolaboratif: Salah satu kendala dalam pengelolaan limbah rumah tangga seringkali adalah minimnya modal. Dengan melibatkan sektor industri & pemerintah dalam program pendanaan kolaboratif, pengembangan usaha kecil berbasis pengolahan limbah ini bisa terbantu dengan adanya modal awal atau hibah.

• Media sebagai Sarana Edukasi: Media lokal dan nasional dapat digunakan untuk mempromosikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah kulit telur. Media juga bisa membantu mempopulerkan produk yang dihasilkan melalui kolaborasi ini, sehingga meningkatkan permintaan pasar dan memperluas jangkauan distribusi.

Dengan mengimplementasikan solusi-solusi di atas, diharapkan masalah dalam pengelolaan limbah kulit telur dapat diselesaikan secara efektif, efisien dan berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi & lingkungan.

Untuk menjawab bab Tujuan Kajian yang bertujuan mengembangkan sistem pengelolaan limbah kulit telur yang efektif dan berkelanjutan serta meningkatkan kesadaran keluarga terhadap potensi ekonomi limbah rumah tangga, beberapa langkah konkret dapat diambil:

1. Pengembangan Sistem Pengelolaan yang Efektif dan Berkelanjutan:

o Proses Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan: Mengembangkan teknologi sederhana yang dapat diakses oleh masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga. Teknologi tersebut harus ramah lingkungan dan mudah digunakan di tingkat rumah tangga. Misalnya, alat penggiling sederhana untuk memproses kulit telur menjadi kalsium karbonat dapat dirancang agar bisa digunakan di rumah (Rodrigues et al., 2017).

lingkungan. Edukasi ini bisa mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih peduli lingkungan (Ghisellini et al., 2016).
2. Manfaat Ekonomi
Solusi Alternatif:

• Sumber Pendapatan Baru: Pengolahan kulit telur menjadi kalsium karbonat membuka peluang usaha bagi ibu-ibu rumah tangga. Produk kalsium karbonat dapat dijual ke pasar lokal atau digunakan sebagai bahan tambahan di produk kuliner atau kosmetik. Model bisnis berbasis komunitas, seperti koperasi atau UMKM, dapat digunakan untuk memfasilitasi produksi dan pemasaran (Sukmawati et al., 2020).

• Hemat Biaya Pengelolaan Sampah: Pengelolaan limbah rumah tangga secara mandiri dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pembuangan sampah. Pendapatan dari penjualan produk olahan kulit telur juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

3. Manfaat Sosial
Solusi Alternatif: Pemberdayaan Perempuan: Dengan memberikan pelatihan dan keterampilan, ibu-ibu Dharma Wanita dapat lebih berdaya secara ekonomi dan sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan produktif meningkatkan rasa percaya diri dan partisipasi aktif dalam pembangunan lokal (Sukmawati et al., 2020).

• Pembangunan Komunitas yang Solid: Pengolahan limbah kulit telur bisa menjadi titik awal bagi terbentuknya komunitas yang lebih solid di kalangan Dharma Wanita. Kerjasama dalam pengelolaan limbah dan produksi bersama bisa memperkuat hubungan antar anggota komunitas, serta memperluas jaringan sosial dan ekonomi mereka (Carayannis & Campbell, 2010).

Dengan solusi-solusi ini, diharapkan terciptanya sistem ekonomi hijau yang tidak hanya mendukung lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di kalangan ibu-ibu Dharma Wanita Kota Tebing Tinggi.

Untuk memberikan solusi atas ruang lingkup kajian yang mencakup proses pengolahan limbah kulit telur, model bisnis sirkular, serta penerapan prinsip SDG’s, Hepta Helix, dan ekonomi hijau dalam komunitas rumah tangga di Tebing Tinggi, beberapa langkah dapat diambil berdasarkan setiap elemen kunci dari ruang lingkup tersebut:

1. Proses Pengolahan Limbah Kulit Telur
Solusi Alternatif:
• Teknologi Ramah Lingkungan dan Berbiaya Rendah: Pengembangan metode pengolahan kulit telur yang efisien dan sederhana menjadi prioritas. Alat sederhana seperti oven pengering dan penggilingan manual dapat digunakan di rumah tangga untuk memproses kulit telur menjadi bubuk kalsium karbonat (Rodrigues et al., 2017). Solusi ini memberikan kemudahan akses bagi ibu rumah tangga di Tebing Tinggi untuk mengolah limbah secara mandiri.
• Pemanfaatan Produk Olahan: Kalsium karbonat yang dihasilkan bisa dimanfaatkan di berbagai sektor seperti pertanian (untuk memperbaiki pH tanah), pembuatan produk kesehatan (seperti suplemen), atau industri makanan. Produk ini bisa dikomersialkan melalui pasar lokal atau platform e-commerce untuk meningkatkan nilai ekonominya (Sukmawati et al., 2020). (Bagian III)