Perjalanan Arjun, Putra Turatea yang Menjelajah Dunia

Pemerintah97 views

Oleh: Dr. Nursalim, M.Pd

Ketua APEBSKID (Asosiasi Pengajar, Penulis Bahasa, Sastra, Budaya, Seni dan Desain) Provinsi Kepulauan Riau

————————————————————–

MabesNews.com, Batam, 9 November 2025 — Di antara sekian banyak kisah perantauan anak bangsa, perjalanan hidup Arjun, salah seorang putra Turatea asal Jeneponto, menjadi catatan inspiratif tentang kerja keras, keteguhan hati, dan semangat juang tanpa batas. Sejak muda, Arjun dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah, berani menembus batas, dan memiliki tekad kuat untuk mencari pengalaman hidup di berbagai penjuru dunia.

 

Langkah besar itu dimulainya pada tahun 2013, ketika Arjun pertama kali menjejakkan kaki di negeri Irak. Meski negara tersebut tengah dilanda konflik dan ketidakstabilan, ia tetap memilih bertahan. Selama tiga tahun bekerja di sana, Arjun belajar banyak hal — tentang kesabaran, keikhlasan, dan bagaimana mempertahankan hidup di tengah situasi sulit. Irak memberinya pelajaran berharga bahwa keberanian dan keyakinan adalah dua bekal utama bagi siapa pun yang merantau.

Setelah masa tugasnya di Irak berakhir, Arjun melanjutkan perjalanan ke Rusia. Di negeri dengan musim dingin yang ekstrem itu, ia menempuh satu tahun penuh tantangan. “Rusia mengajarkan saya arti disiplin dan ketepatan waktu. Semua serba teratur, tidak bisa main-main,” ujarnya dengan nada penuh kenangan.

 

Tidak berhenti di sana, Arjun kembali berpindah ke benua Amerika Selatan, tepatnya ke Brasil. Di negeri yang terkenal dengan samba dan sepak bolanya, Arjun bekerja selama satu tahun dan sempat tinggal di Hotel Ibis, salah satu hotel terkenal di negara tersebut. Brasil memberinya kesan mendalam tentang keramahan masyarakat, semangat hidup yang tinggi, serta arti kebahagiaan sederhana. “Orang Brasil mengajarkan saya bahwa hidup bukan tentang harta, tapi tentang menikmati perjalanan,” katanya.

 

Perjalanan Arjun kemudian berlanjut ke Amerika Serikat, di kawasan Tobaco. Di sana, ia bekerja dan menimba pengalaman baru sebelum berpindah ke benua Afrika, tepatnya ke Mauritania negara yang berbatasan langsung dengan Senegal. Di tanah gurun yang luas itu, Arjun menyaksikan langsung bagaimana masyarakat hidup dalam kesederhanaan namun penuh rasa saling tolong-menolong. Ia belajar tentang makna solidaritas dan keteguhan iman di tengah keterbatasan.

 

Tak berhenti di Afrika, langkahnya kemudian membawanya ke tanah Arab, lalu ke Vietnam negeri yang dikenal dengan sebutan “Kaki Naga Asia” dan lanjut ke India, tempat budaya dan spiritualitas berpadu menjadi satu. Dari sana, Arjun menutup perjalanannya di Malaysia, tepatnya di kawasan Petronas, pusat kemajuan dan simbol modernitas Asia Tenggara. Di negeri jiran itu, ia bertemu dengan banyak sesama perantau, termasuk dari kampung halamannya, Jeneponto.

 

Lebih dari satu dekade, Arjun menempuh perjalanan lintas benua. Dari Irak yang panas hingga Rusia yang membeku, dari Brasil yang riang hingga Mauritania yang sunyi, dari Arab hingga Petronas yang megah semuanya menjadi bagian dari kisah hidup yang sarat makna. Ia bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga menjemput ilmu kehidupan.

 

“Merantau itu bukan hanya soal mencari uang, tapi tentang mencari jati diri. Di perantauan, saya belajar arti sabar, ikhlas, dan mensyukuri setiap nikmat Allah,” ucap Arjun penuh kesadaran.

 

Kisah Arjun adalah cermin dari semangat Turatea semangat pantang menyerah, berani melangkah jauh, dan tetap menjaga nilai-nilai luhur di mana pun berada. Ia membuktikan bahwa anak kampung pun bisa menaklukkan dunia jika memiliki tekad, kerja keras, dan doa yang tulus.

 

Dari Turatea untuk dunia, perjalanan Arjun mengingatkan kita semua bahwa keberhasilan sejati bukan diukur dari seberapa jauh kita pergi, tetapi dari seberapa dalam kita memahami arti hidup dalam setiap langkah yang kita tempuh.(Nursalim Turatea).