Pekerja Migran Asal Bulukumba Dianiaya di Malaysia, Satgasus Bap3MI: “Jangan Tutup Mata, Hukum Harus Tegak!”

Hukum, Pemerintah240 views

Malaysia Kasus kekerasan terhadap pekerja migran Indonesia kembali menampar nurani. Seorang pekerja asal Sulawesi Selatan, Hasbullah, warga Kampung Cina, Desa Balibo, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, menjadi korban penganiayaan brutal yang diduga dilakukan oleh manajernya sendiri di Malaysia.

Peristiwa memilukan itu terjadi di Ladang Green Oil ST.2 B, Miri, Sarawak, Malaysia. Berdasarkan informasi yang dihimpun, manajer bernama Tuan Jusua diduga memukul Hasbullah hingga bibir korban pecah dan wajahnya bonyok. Kekerasan itu disebut terjadi di area kerja, tanpa alasan jelas, dan disaksikan oleh pekerja lain yang ketakutan untuk bersuara.

Kekerasan itu bukan hanya melukai fisik, tapi juga harga diri pekerja migran Indonesia, ujar Riswan Kantor  dari Satgasus Bap3MI di Malaysia. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia dan Malaysia tidak boleh tinggal diam atas perlakuan biadab tersebut, ungkapnya Sabtu 01/11/2025.

“Kami mendesak keras pemerintah Indonesia dan otoritas Malaysia untuk segera menindak tegas pelaku. Ini bukan kasus sepele. Jangan biarkan pekerja migran kita terus jadi sasaran kekerasan di negeri orang,” tegas Riswan Kantor dengan nada geram.

Menurutnya, manajer bernama Tuan Jusua bukan baru sekali berbuat kasar. Ia disebut sering melakukan pemukulan terhadap para pekerja, namun selama ini seolah dibiarkan tanpa tindakan hukum.

“Informasi di lapangan menyebutkan bahwa pelaku sudah sering bertindak semena-mena. Ini sudah melampaui batas. Kami tidak ingin ada Hasbullah-Hasbullah lain yang menjadi korban selanjutnya,” tambah Riswan.

Satgasus Bap3MI meminta pemerintah pusat melalui KBRI dan KJRI segera turun tangan untuk memberikan perlindungan hukum dan bantuan medis kepada korban, serta memastikan pelaku diadili sesuai hukum yang berlaku.

Kasus ini menjadi cermin kelam nasib pekerja migran Indonesia yang sering kali bekerja keras di negeri orang, namun masih harus menghadapi kekerasan dari atasan sendiri.