Bulukumba – Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka melontarkan kritik keras kepada Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan Dinas Pendidikan-Kebudayaan (Disdikbud) setelah kasus guru SDN 156 Kalukubodo, Ahmad Firman DM, dipaksa meminta maaf usai mengunggah video atap sekolah yang ambruk.
Bagi Rieke, kejadian itu bukan sekadar soal etika birokrasi — tetapi alarm keras adanya dugaan salah kelola anggaran pendidikan.
Puluhan Miliar Mengendap, Tapi Sekolah Roboh
Rieke mengungkap data mencengangkan. Tahun 2025, Bulukumba menerima Transfer Keuangan Daerah (TKD) sebesar Rp 1,74 triliun. Dari jumlah itu, Rp 108,96 miliar merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Namun, yang terserap baru Rp 66,92 miliar (61,42%).
“Masih ada sisa sekitar Rp 42,04 miliar. Ini akhir November, sebentar lagi tutup buku. Kenapa anggarannya diam saja sementara sekolah ambruk?” tegas Rieke.
Ia menyebut kondisi ini janggal dan perlu penelusuran serius oleh Kementerian Keuangan.
“Audit Sekarang Juga!”
Legislator PDIP itu secara terbuka meminta Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengaudit alur dan penggunaan DAK Bulukumba.
Menurutnya, dana sebesar itu seharusnya cukup untuk memperbaiki sekolah rusak tanpa harus menunggu guru mengadu lewat video — apalagi sampai ditekan untuk meminta maaf.
“Ini bukan hanya soal serapan rendah. Ini soal prioritas. Kalau keselamatan anak-anak dan guru bukan prioritas, lalu apa?” kritiknya pedas.
Guru Disalahkan, Pemerintah Diam
Rieke juga menyayangkan sikap pihak-pihak yang justru memojokkan sang guru.
“Guru tidak boleh diintimidasi hanya karena menunjukkan fakta. Yang harus disorot bukan videonya, tapi kenapa sekolah itu dibiarkan rusak?” ujarnya.
Rieke: Jangan Tutup Mata
Ia meminta Kemenkeu, Inspektorat, dan lembaga pengawasan turun langsung ke Bulukumba untuk memastikan tidak ada penyimpangan, pembiaran, atau permainan anggaran.
“Kalau anggarannya ada, tapi kerusakan tetap dibiarkan, berarti ada yang tidak beres. Itu harus dibongkar.”***









