MabesNews.com – Batam, 5 Agustus 2025 — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam terus mempertegas perannya sebagai penggerak pemberdayaan ekonomi umat melalui kegiatan monitoring dan pembinaan usaha bagi para penerima manfaat Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU). Kegiatan yang berlangsung di kawasan Batam Centre ini diikuti oleh tujuh peserta, hasil kolaborasi antara LAZ Batam dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama Kota Batam.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan LAZ Batam untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak berhenti di tahap penyaluran modal, tetapi benar-benar memberi dampak pada kemandirian ekonomi penerima manfaat. Melalui sesi monitoring, para mustahik mendapat kesempatan untuk mengevaluasi perkembangan usaha mereka, sekaligus memperoleh pembekalan keterampilan dan motivasi bisnis yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan pasar.
Hadir sebagai narasumber utama, Lisya Anggraini, Direktur Al Ahmadi Entrepreneurship Centre (AEC), membawakan materi tentang empat pilar utama wirausaha sukses: pola pikir (mindset) yang tepat, keterampilan bisnis, pemahaman strategi usaha, serta jiwa kewirausahaan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Lisya menegaskan, kemajuan usaha kecil seringkali lebih ditentukan oleh perubahan pola pikir dan semangat juang, daripada besarnya modal. “Wirausaha sejati melihat bisnisnya bukan sekadar alat mencari keuntungan, tetapi sebagai sarana ibadah, dakwah, dan jalan menuju kemandirian ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LAZ Batam Syarifuddin menekankan bahwa keberhasilan program ini diukur dari transformasi status peserta—dari mustahik menjadi muzakki. “Kami ingin para penerima manfaat tumbuh menjadi wirausahawan yang mandiri, lalu ikut berkontribusi kembali kepada masyarakat melalui zakat, infak, dan sedekah,” tegasnya.
Ia menambahkan, pendampingan tidak hanya berbentuk bantuan modal, tetapi juga pembinaan, motivasi, dan perluasan jejaring usaha. Dengan cara ini, LAZ Batam berharap para penerima manfaat mampu naik kelas dan menjadi motor penggerak ekonomi umat.
Suasana pembinaan berlangsung dinamis. Peserta aktif berdiskusi, saling berbagi pengalaman, serta mengungkap tantangan yang mereka hadapi. Dialog yang hangat membuat sesi ini terasa relevan dan membekas di benak peserta.
Bagi LAZ Batam, kegiatan seperti ini adalah bukti bahwa zakat memiliki peran strategis sebagai instrumen perubahan sosial-ekonomi. Dengan model pembinaan berkelanjutan, diharapkan lahir wirausaha Muslim yang tidak hanya tangguh secara finansial, tetapi juga teguh dalam nilai-nilai moral dan spiritual.
Para peserta pun menyampaikan rasa syukur atas dukungan yang diberikan. Mereka berharap program seperti ini terus digalakkan, sehingga semakin banyak masyarakat yang terangkat dari kemiskinan menuju kemandirian dan keberdayaan. (Nursalim Turatea).


																				




