Faktor Jokowi Jadi Benalu di Pemerintahan Prabowo

Opini, Pemerintah90 views

Penulis : Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Intelijen)

MabesNews.com,-Hingar bingar panggung politik nasional, akibat sepak terjang Jokowi untuk mempertahankan posisi Gibran dan menghadang serbuan publik dengan memanfaatkan instrument politik dan hukum dibawah kekuasaan Presiden Prabowo. Kasus Tom Lembong adalah persoalan hukum yang kental dengan dendam politik Jokowi. Kemudian kasus ijazah palsu Jokowi yang telah terungkap secara terang benerang, namun secara brutal dihadang aparat hukum. Belum lagi persoalan hukum yang menjerat kroni Jokowi, seperti kasus judol Budi Arie dan dugaan keterlibatan Erick Tohir di kasus mega korupsi Pertamina serta kasus kepala dinas PUPR Sumut yang diduga melibatkan Bobby Nasution sang mantu Jokowi. Disamping itu, masih banyak masalah kebijakan salah kaprah oleh menteri titipan jokowi yang mengakibatkan kemarahan public.

 

Sikap akomodatif presiden Prabowo terhadap aktivitas politik Jokowi telah memberi dampak terhadap langkah politik presiden Prabowo, untuk membangun kekuatan politik yang full power, seperti membangun koalisi dengan partainya megawati PDIP. Ternyata, harapan Prabowo untuk menggaet megawati masuk ke dalam orbit pemerintahan Prabowo harus pupus akibat keengganan Megawati mencium aroma Jokowi yang penuh kebohongan dan penghianatan. Syarat Megawati yang tidak bisa ditawar yaitu harus hengkangnya segala yang berbau Jokowi dari inner circle pemerintahan Prabowo, nampaknya hal ini sulit bagi Prabowo untuk dipenuhi.

 

Tentu menjadi pertanyaan publik, apa yang menjadi pertimbangan strategis presiden Prabowo untuk tetap membangun kekuatan politik dengan Jokowi yang terbukti selama 10 tahun telah memporak porandakan kehidupan berbangsa bernegara. Apakah Presiden Prabowo tidak menghitung harga yang harus dibayar mahal, ketika membiarkan Jokowi mendapat protection dan luxury dari para centeng penegak hukum di bawah kekuasaan presiden Prabowo.

 

Inilah saatnya prabowo dituntut kepemimpinan dengan kualitas negarawan, dalam memimpin negara yang tengah menghadapi tantangan multidimensional. Bukan saatnya lagi Prabowo, sosok mantan jenderal pasukan khusus dan telah merasakan pahit manisnya perjalanan meraih kursi presiden, lebih mempertimbangkan ketakutan akan kehilangan kekuasaan dan mengabaikan kesulitan dan tuntutan rakyat, ketimbang harus menghadapi ancaman nyata yaitu Jokowi sebagai problem taking yang oleh rakyat telah dijadikan musuh bersama.

 

(Samsul DG Pasomba/Tim)