MabesNews.com, Batam – Dalam bukunya Merritt Roe Smith & Leo Marx, Does Technology Drive History? The Dilemma of Technological Determinism (1994) memberi gambaran dilema dari determinisme teknologi saat inovasi dan penemuan-penemuan teknologi dikembangkan.
Di satu sisi mempermudah kegiatan manusia, tetapi di sisi lain, juga memberikan pengaruh besar kepada perkembangan nilai-nilai sosial dan kehidupan di masyarakat.
Lihat saja sekarang, air bah informasi menerjang deras. Faktanya sedikit, tapi hoax dan pseudo-nya luar biasa. Apalagi kini sudah muncul kecerdasan buatan (AI). Kalau tak jeli melihat bisa habis kita dilumat. Belum lagi konten-konten dewasa yang lolos begitu saja tanpa ada yang bisa sensor.
Situasi ini memperkuat tesis Blumler dan Kavanagh sebagaimana dikutip Ward & Cahill dalam tulisan mereka Old and New Media: Blogs in the Third Age of Political Communication (2007), yang menyebutkan komunikasi massa termasuk politik, sudah memasuki generasi ketiga.
Era pertama retorika, kemudian era kedua media massa arus utama, dan era ketiga media online, termasuk di dalamnya media sosial.
Sehingga ragam aktivitas komunikasi juga dalam politik, seperti kerja public relations politik, propaganda, dan negosiasi, termasuk komunikasi untuk agregasi kepentingan rakyat, kini intens dijalani melalui komunikasi termediasi.
Apa solusinya? Banyak baca, kemudian tidak mudah percaya apa yang kita lihat, dengar dan baca di media apapun, khususnya sosial. Itu saja.
Bagaimana menurut Anda?
(Nursalim Turatea).
_____
Dilengkapi artikel: Media Indonesia
