Dayah Ajarkan Islam Wasathiyah Kepada Santri Untuk Mencegah Sikap Radikal Dalam Beragama

Pemerintah143 views

Mabesnews.com l Banda Aceh – ISAD (Ikatan Santri Alumni Dayah ) Aceh yang bekerjasama sama dengan Tastafi Banda Aceh dan HIPSI Aceh menggelar kajian dan Launching buku di Hall Kriyat Muriya Hotel pada 27 September 2023 malam.Acara ini dihadiri Ratusan peserta dari berbagai kalangan.semua Peserta dapat berdialog langsung dan membedah isi buku dengan penulis dan para pakarnya termasuk mendapatkan buku langsung dengan Penulisnya.

Acara dimulai dengan selawat dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw yang diPimpin oleh Rateb Mini Selection pimpinan Tgk.Rafsan Jani Lc.Dilanjutkan dengan Sambutan Pembukaan dari Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I

Ketum DPP ISAD Aceh (Ikatan Santri Alumni Dayah) dan Wakil Pimpinan Darul Ihsan. Kajian tersebut diinisasi oleh Tastafi Banda Aceh kerjasama dengan Hotel Kyriad Muraya dan Hermes Palace.Kajian Tastafi ini sudah berlangsung 98 kali. Jelang 100 kali kajian, insya Allah akan dibuat kajian akbar.

Dalam sebuah silaturahmi DPP ISAD Aceh ke kediaman Allahyarham, Abu Tumin Blang Blahdeh, menafsiri hadist perpecahan umat, mengatakan jika bukan ahlusunnah waljamaah juga umat nabi, mereka hanya berdosa/fasiq bukan keluar dari islam. Kalau masuk neraka, meninggalkan kewajiban lain juga masuk neraka. Jadi, ulama besar Aceh juga sangat moderat dalam menyikapi perbedaan antar friksi islam.

Pada Sesi Launching buku tersebut Dr Teuku Zukhairi, MA selaku Penulis Buku Yang juga beliau SekJen DPP ISAD Aceh dan Mudir Ma’had Aly Babussalam Al Hanafiah Matangkuli dan juga Dosen UIN Ar-Raniry beliau menceritakan bahwa beliau terinspirasi menulis judul ini setelah membaca kitab karangan Prof Dr Yusuf Al-Qardhawy yang berjudul “al-Khaṣāiṣ al-‘Ammah lil Islām”.

Dalam kitab ini, Yusuf Al Qardhawy menjelaskan tujuh karakteristik ajaran Islam yaitu Rabbaniyah (Ketuhanan), Insaniyah (Kemanusiaan), Syumuliyah (Universal/Konferensi), Wasathiyah (Seimbang/di tengah-tengah), Al Waqi’iyah (realistis), al-Wudhuh (jelas/terang) dan al-Jam’u baina at Tsabit wal al-Murunah (Fleksibel).

Diijelaskan bahwa Wasathiyyah merupakan salah satu karakteristik yang menunjukkan keistimewaan dan ketinggian ajaran Islam.

Dengan karakteristiknya yang Wasathiyah, Islam merupakan agama yang senantiasa seimbang (tawazun) dalam semua persoalan, selalu berada di poros tengah, sangat solutif terhadap permasalahan manusia. Makanya di Barat disebut “Islam is the solution”, Islam adalah satu-satunya solusi.

Setelah mempelajari teori tentang Islam Wasathiyah ini, membuat saya tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana praktik Islam Wasathiyah dipraktekkan di institusi pendidikan Dayah yang merupakan institusi pendidikan tertua di Nusantara yang masih terus eksis berabad-abad lamanya. Dalam situasi paling runyam sekalipun, di masa penjajahan, masa konflik hingga masa covid

Dayah juga mendidik santri jalan tengah ketika dihadapkan pada pilihan ekstrim kanan (wahabisme) dan ekstrim kiri (khurafat, bid’ah dan liberalisme). Dalam konteks aqidah khususnya pembelajaran tauhid

Tgk. H. M. Fadhil Rahmi, Lc, M.Ag Alumnus Universitas Al Azhar Mesir dan Senotar DPD RI asal Aceh

Sangat sepakat dengan judul dan isi buku ini, bahkan saya mendukung diperbanyak buku ini.

Dan Insya Allah dalam disertasi saya juga akan mengkaji hal yang sama, tentang moderasi agama.

Buku ini, karya aktifis dayah dari ISAD Aceh menjadi model moderasi atau wasathiyah versi Aceh yang digagas oleh Dayah.

Al-Qur’an menarasikan mengenai umat Islam sebagai umat yang wasathiyah dalam Q.S al-Baqarah [2]: 143): “Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ummatan wasathan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu….”.

Dr. Tgk H. Faisal M. Nur, Lc, MA Pengurus Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Dosen UIN Ar-raniry

Islam wasathiyah adalah agama yang dibawa oleh baginda Rasulullah SAW. Makanya tidak asing jika Dr Zulkhairi menemukan islam wasathiyah di dayah, karena sanad bersambung kepada sang pembawa risalah.

Bahkan kehidupan di dayah mirip dengan ahlu suffah yang rela hidup miskin hijrah dari mekkah menuju madinah.

Moderasi agama yang sesungguhnya bisa dilihat lansgung dalam piagam madinah.

Drs. H.Saifuddin A. Rasyid, M.LIS Kepala Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry.

Dosen UIN Ar-Raniry.Penulis mendapat salam langsung via saya melalui Whatshap dari sang pencetus Moderasi Beragama , Lukman Hakim Saifuddin mantan Menteri Agama RI, 2014-2019.

Dan beliau Merekomendasi buku wasathiyah ini dibaca oleh mahasiswa dan semua kalangan.[]