Menyikapi Popularitas

Pemerintah264 views

MabesNews.com, Batam – KATA Mark Twain, “Motto pribadi setiap orang: Lebih baik menjadi populer daripada menjadi benar.” Sehingga agar bisa populer (viral) sanggup melakukan panjat sosial dan hal-hal negatif lainnya.

Namun tahukah Anda bahwa popularitas itu ibarat pisau bermata dua? Bisa bermanfaat, tapi jika tak hati-hati banyak mudharatnya. Sampai-sampai Bapak Bangsa Amerika Serikat, Abraham Lincoln mengingatkan, “Hindari popularitas jika Anda ingin mendapatkan kedamaian.”

Kenapa popularitas punya efek negatif? Karena ia ibarat magnet, yang akan menarik perhatian masyarakat. Maka jangan kaget jika ada yang mengorek-ngorek kehidupan orang yang punya popularitas tadi. Adakalnya diiring rasa tak suka.

Mengapa orang bisa merasa tidak senang melihat orang lain senang, padahal sama sekali tidak pernah bertemu?

Banyak faktor yang bisa jadi pemicunya, seperti karena merasa tersaingi oleh orang yang dianggapnya lebih unggul dibandingkan dirinya sendiri. Faktor lain karena ingin menjadi sama populernya, tetapi tidak bisa. Kata orang, “sirik tanda tak mampu”.

Bisa juga perasaan tak suka ini dipicu karena dirinya merasa hebat, sehingga selalu meremehkan orang lain. Hatinya mendidih, tidak terima, jika orang yang diremehkan malah mendapatkan pencapaian yang lebih baik.

Cara bijak menghadapi semua ini adalah, jangan mudah terpancing dan membebani pikiran dengan sikap iri mereka. Bila perlu jauhi orang toxic semacam ini. Jadilah lebah, jangan jadi lalat yang lahir dan berkembang dengan mengorek-ngorek sampah.

Kata Ebet Kadarusman, “Memang baik jadi orang penting, tetapi jauh lebih penting untuk jadi orang baik.”

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).

_______

MENJADI ORANG BAIK: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menggandeng istrinya, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, diiring Sekretaris Daerah Kota Batam H Jefridin, di sebuah acara. Dari mereka kita belajar bagaimana menyikapi popularitas dengan tetap menjadi orang baik.