Pertemuan Warga Desa Torete dan Perusahaan Bahas Dampak Lumpur terhadap Kebun Warga

Polri36 views

MabesNews.com,-Torete, 18 Mei 2025 — Warga Desa Torete yang terdampak oleh genangan lumpur di lahan perkebunan mereka, khususnya di wilayah Lambaru, menggelar pertemuan penting bersama pihak perusahaan yang diduga menjadi penyebab kejadian tersebut. Pertemuan berlangsung pada Minggu, 18 Mei 2025, pukul 09.30 WITA, bertempat di kediaman Kepala Desa Torete.

Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan warga terdampak, aparat pemerintah desa, serta perwakilan dari tiga perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut, yaitu PT TAS, PT RCP, dan PT IJM. Turut hadir pula Bhabinkamtibmas Desa Torete, Brigadir Polisi (Brigpol) Ismail.

Adapun perwakilan perusahaan yang hadir dalam pertemuan ini antara lain:

Bapak Jem, Humas PT TAS

Bapak Okta, PJS KTT PT RCP

Bapak Fahrul, perwakilan dari PT IJM

Dalam forum dialog tersebut, warga menyampaikan kekhawatiran serta keluhan atas dampak serius yang ditimbulkan oleh genangan lumpur terhadap lahan kebun mereka. Tanaman-tanaman yang menjadi sumber utama mata pencaharian terancam mati, yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi para petani.

Perwakilan petani, Pak Raup, secara tegas menyatakan bahwa bencana ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Ia meminta agar pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan segera mengambil tindakan dan memberikan pertanggungjawaban yang layak.

Senada dengan itu, Agus, selaku KTT dari PT TAS, menyampaikan bahwa seluruh perusahaan yang beroperasi di wilayah terdampak seharusnya turut hadir dalam pertemuan ini, tidak hanya tiga perusahaan yang telah datang.

Warga menuntut adanya bentuk tanggung jawab nyata dari pihak perusahaan, serta solusi konkret untuk menangani situasi ini. Beberapa usulan yang disampaikan antara lain penanggulangan dampak lingkungan dan skema kompensasi atas kerugian yang telah dan mungkin akan terjadi.

Kepala Desa Torete, Ridwan S.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar manajemen perusahaan segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Ia menegaskan bahwa mayoritas warga menggantungkan hidup dari hasil kebun, dan bencana banjir lumpur yang terjadi pada 3 April lalu telah mengganggu penghidupan mereka secara signifikan.

Pihak desa berharap pertemuan ini menjadi langkah awal menuju penyelesaian yang adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan antara masyarakat dan perusahaan.

 

(Tispran Kelana/Tim)

 

pewarta : Abdul halid