Ketua DPD L-PBB Bulukumba Sesalkan Guru Diminta Minta Maaf Usai Ungkap Kerusakan Sekolah

Hukum152 views

Mabesnews.com,-Bulukumba — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Panrita Bhinneka Bersatu (L-PBB) Kabupaten Bulukumba, Rudianto, angkat suara terkait video permintaan maaf Ahmad Firman DM, S.Pd., guru SD Negeri 156 Kalukubodo, yang sebelumnya mempublikasikan kondisi plafon ruang kelas yang ambruk.

Rudianto menegaskan, jika benar permintaan maaf itu diminta oleh pihak tertentu, maka hal tersebut sangat disayangkan. Menurutnya, tindakan Ahmad Firman justru merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral seorang pendidik untuk melindungi keselamatan siswa.

> “Sangat disayangkan jika ada guru yang ditekan untuk minta maaf hanya karena menyampaikan fakta kerusakan sekolah. Seharusnya Kadis Pendidikan berterima kasih kepada Ahmad Firman karena peduli pada keselamatan murid,” tegasnya, Jumat 14 November 2025.

Ia menilai keberanian sang guru melaporkan kondisi bangunan membantu pemerintah mengetahui persoalan lapangan yang selama ini luput dari pengawasan.

 

> “Kalau tidak dilaporkan, siapa yang tahu? Plafon sudah ambruk, itu ancaman nyata. Guru bukan mencari sensasi, dia justru menjalankan kewajiban melindungi peserta didik,” tambahnya.

Video kerusakan plafon itu diketahui beredar di grup WhatsApp Bontobahari–Bontotiro pada Selasa, 11 November 2025. Usai unggahan tersebut, Ahmad Firman dipanggil untuk klarifikasi oleh Dinas Pendidikan Bulukumba pada Kamis, 13 November 2025. Tidak lama setelahnya, beredar video permintaan maaf dari yang bersangkutan.

Rudianto menilai langkah tersebut keliru dan dapat menjadi preseden buruk bagi guru maupun masyarakat yang ingin melaporkan kondisi fasilitas pendidikan.

> “Yang harus diprioritaskan adalah perbaikan bangunan, bukan memaksa guru meminta maaf. Anak-anak membutuhkan ruang belajar yang aman. Guru yang melapor mestinya diapresiasi, bukan ditekan,” tegasnya.

Ia berharap peristiwa ini menjadi bahan evaluasi internal Dinas Pendidikan serta menjadi momentum untuk memperbaiki transparansi dan respons terhadap kondisi sekolah-sekolah yang rusak. Menurutnya, para guru harus diberi ruang menyampaikan fakta tanpa rasa takut.

 

(Tispran Kelana/Tim)