Inovasi Tata Kelola Limbah Wisata di Bukit Sibea-bea Samosir: Strategi Zero Waste & Ekonomi Sirkular dalam Mendukung Eco-Tourism Danau Toba (Preliminary Research Study)

Pendidikan, Sosial151 views

oleh : 

KH. Dr. Muhammad Sontang Sihotang S.Si, M.Si*.(Kepala Laboratorium Fisika Nuklir, Prodi Fisika, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Peneliti Pusat Unggulan Ipteks Karbon & Kemenyan, – Universitas Sumatera Utara (USU)-Medan, Mantan Wartawan / Kolumnis / Reporter, Kepala Biro dan Wilayah, Wakil Pemimpin Redaksi, Wakil Pimpinan Umum : dahulu & sekarang @ Tabloid Suara USU-Medan, Tabloid Bintang Sport Film (BSF)-Medan, Garuda-Harian Sore-Medan,Waspada-Medan,Tabloid Duta Bangsa- Jakarta, Dayak News – Palangkaraya, Kalimantan Tengah, GarudaNews – Medan, Portal Medan-Medan, Mabesnews-Jakarta,WasantaraNews-Medan,KomandoTopNews-Medan, Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), d/h Salemba, Jakarta Pusat (1996 s.d 2000).

Abstrak:

Kawasan wisata Bukit Sibea-bea di Samosir, Sumatera Utara, merupakan salah satu icon pariwisata unggulan di kawasan Danau Toba. Namun, peningkatan kunjungan wisatawan turut menimbul kan tekanan lingkungan berupa peningkatan volume limbah domestik, plastic & organik. Artikel ini membahas strategi tata kelola limbah berbasis inovasi menuju zero waste &  ekonomi sirkular, melalui pendekatan hepta helix, integrasi SDG’s, serta penguatan peran eco-tourism.
Hasil yang akan diharapkan nantinya adalah observasi lapangan, wawancara stakeholder & kajian literatur menunjukkan bahwa konsep manajemen limbah terpadu berbasis komunitas, kolaborasi UMKM daur ulang & pemanfaatan teknologi sederhana seperti komposter & eco-brick mampu menjadi solusi konkret untuk mendukung Danau Toba sebagai destinasi super prioritas yang ramah lingkungan & berkelanjutan.
 
Kata kunci: Eco-tourism, limbah wisata, zero waste, Danau Toba, sirkular ekonomi, hepta helix, SDG’s

Pendahuluan:

Bukit Sibea-bea, sebagai bagian dari destinasi wisata spiritual Danau Toba, menarik ribuan wisatawan setiap minggu. Lonjakan ini mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, namun juga memuncul kan tantangan pengelolaan sampah & limbah domestik yang belum terstruktur. Limbah plastik kemasan, sisa makanan, & limbah kebersihan umum semakin mengancam kebersihan lingkungan & kualitas danau toba.

Sebagai kawasan super prioritas nasional, Danau Toba membutuh kan strategi pengelolaan limbah yang aktif, kreatif inovatif & produktif serta berkelanjutan.

Penelitian ini akan mencoba menjawab bagaimana inovasi tata kelola limbah di Bukit Sibea-bea dapat diarahkan pada prinsip zero waste, sinergi SDG’s & model ekonomi hijau-biru melalui kolaborasi lintas aktor.

Metodologi:

Metode yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus & partisipatif. Data akan diperoleh melalui:

  1. Observasi lapangan & dokumentasi visual kawasan Bukit Sibea-bea.
  2. Wawancara dengan pelaku usaha lokal, pengelola wisata &  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir.
  3. Studi literatur mengenai eco-tourism, manajemen limbah &  prinsip ekonomi sirkular.

Hasil & Pembahasan yang akan diharapkan :

  1. Karakteristik Limbah Wisata

Jenis limbah yang dominan di kawasan Sibea-bea:

  • Sampah organik (sisa makanan, dedaunan)
  • Plastik (kemasan air minum, snack)
  • Limbah kertas & residu kebersihan
  1.   Strategi Tata Kelola Inovatif
  2. Bank Sampah Wisata : berbasis komunitas & pelaku UMKM
  3. Komposter Wisata: pengelolaan sampah organik untuk pupuk kebun hias di sekitar lokasi proyek.
  4.  Pembuatan Eco-brick: kolaborasi dengan sekolah lokal dan komunitas muda
  5. Sistem Insentif Digital: pemberian poin untuk wisatawan yang memilah & mengembalikan sampah
  1. Integrasi SDG’s & Hepta Helix
  • SDG 6(air bersih), 12 (konsumsi-produksi berkelanjutan), 13 (perubahan iklim), 14 (eko-sistem air)
  • Hepta Helix: Pemerintah Daerah, Akademisi (Universitas Sumatera Utara), Bisnis (UMKM & souvenir), Komunitas Lokal, Media (Radio Toba), Lembaga Keuangan Mikro & Wisatawan
  1. Ekonomi Sirkular Hijau dan Biru
  • Limbah organik→ kompos → taman wisata
  • Limbah plastik→ eco-brick → pot, bangku taman
  • Limbah kertas→ kertas daur ulang untuk kemasan produk UMKM
  • Edukasi & branding kawasan sebagai

 

Zero Waste Spiritual Tourism Village

Kesimpulan:

Kawasan Bukit Sibea-bea di Danau Toba dapat menjadi percontohan nasional pengelolaan limbah wisata berbasis inovasi lokal. Pendekatan integratif yang menggabungkan nilai-nilai budaya, teknologi tepat guna, partisipasi masyarakat & kerangka ekonomi sirkular menjadi kunci keberhasilan menuju kawasan wisata zero waste. Diperlukan dukungan kebijakan lintas sektor & aktor serta sinergi berkelanjutan antar pihak dalam kerangka hepta helix.

News Feed